Rabu, 17 November 2010
ekskul DRUM BAND
Sebagai bentuk upaya dalam rangka menggali potensi siswa SDN Pesanggrahan 02 memiliki kegiatan ekstrakurikuler baru yaitu DRUM BAND dengan nama "VAN DERMAN VOICE"
Rabu, 28 Juli 2010
PELATIHAN IT
Untuk meningkatkan SDM pendidik SDN Pesanggrahan 02 terutama di dunia IT telah diadakan pelatihan bersama di bawah pendampingan tim IT KKN SP UM 2010 pada tanggal 28 juli 2010.
Selasa, 20 Juli 2010
Kegiatan yang melibatkan orang tua siswa
Tidak hanya berkutat dengan pelajaran, untuk menunjang keberhasilan siswa diperlukan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa
Koleksi piala yang disumbangkan oleh siswa-siswa terbaik SDN Pesanggrahan 02 Batu
Piala ini akan terus bertambah mengiringi setiap derap langkah sekolah ini untuk menciptakan tunas-tunas bangsa yang memiliki keunggulan dalam segala bidang, semoga kelak piala ini bukan hanya pajangan tapi juga penanda sejarah yang telah ditorehkan oleh pelakunya.
salah satu hasil karya guru SDN Pesanggrahan 02 Batu
PENDIDIKAN DALAM ERA MODERN
Setiap manusia diciptakan dengan dibekali akal pikiran dan keinginan. Bukan hanya manusia yang kaya ataupun manusia yang mampu, akan tetapi setiap manusia diciptakan dengan segala kekurangan dan kelebihannya masing-masing, begitu pula dengan manusia yang miskin ataupun kurang mampu. Dengan segala bekal yang diberikan Tuhan YME inilah, manusia juga mempunyai hak untuk mendapatkan dan mengikuti pendidikan.
Tujuan utama pendidikan adalah mendewasakan peserta didik menjadi individu yang manusiawi. Meskipun tujuan tersebut terkesan normatif atau falsafiah, namun inilah sebenarnya yang harus dijadikan patokan dalam menilai keberhasilan sistem pendidikan. Dalam penulisan ini dipaparkan pesan dan posisi pendidikan nilai dan setting keluarga dan sekolah sebagai solusi mengatasi krisis nilai dan moral peserta didik di dewasa ini.Dalam penulisan ini dipaparkan selayang pandang tentang protet krisis nilai dalam pembelajaran disekolah dan dalam keluarga.
Dilihat dari sisi transformasi nilai dalam konteks komunikasi massa, maka hampir sepanjang waktu, film dan televisi menghadirkan perilaku bebas di lingkungan keluarga. Kekerasan, perselingkuhan, korupsi dan aurat yang bebas dipertotonkan. Semua kenyataan tersebut memberikan pengalaman tersendiri bagi anak anak, yang pada ujungnya terakumulasi dalam berbagai bentuk penyimpangan perilaku. Kenyataan inilah yang sedang dialami oleh masyarakat kita dewasa ini, dan institusi pendidikan pun seolah tidak berdaya untuk mengatasinya. Apa yang dipaparkan diatas, mengingatkan kepada kita betapa pentingnya pendidikan nilai dalam keseluruhan aktifitas pendidikan. Praktek pendidikan tanpa menyertakan kandungan nilai maka hanya akan menghasilkan sosok manusia yang tidak memiliki nilai-nilai normatif dalam hidupnya.
Dalam dunia pendidikan saat ini pun kita sering melihata penyimpangan-penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh pelaku-pelaku pendidikan, mulai dari kepala sekolah, guru, dan bahkan juga anak didik. Ini menunjukkan sulitnya penympangan-penympangan moral diberantas, atau mungkin hanya sekedar ditanggulangi. Media hiburan yang sudah semakin maju dan berkembang, sedikit demi sedikit juga telah mengantarkan kita pada dunia baru yang benar-benar membuat kita mabuk, sehingga setiap dampak negatif yang ditimbulkan akibat media-media yang semakin canggih ini tidak dapat kita cegah atau kita hindari.
Potret Krisis Nilai dalam Pembelajaran.
Pendidikan agama bersama dengan PPKN yang dinobatkan sebagai media pembentukan pribadi peserta didik yang bermoral, dinilai masih kurang proposional dibandingkan dengan tantangan yang dihadapi peserta dewasa ini. Misalnya kelemahan pendidikan agama disekolah antara lain jumlah jam yang sangat minim, materi pendidikan agama terlalu teoristis, dan pendekatan yang terlalu bertumpu pada pengembangan kognisi.
Nilai adalah bersifat abstrak dan untuk menjelaskan nilai tersebut tidak mudah. Bertens (1999:139) mengemukakan bahwa “nilai merupakan sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang kita cari,sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan, dan sesuatu yang baik.” Selanjunya, Bertens (1999 141 ) mengemukakan bahwa nilai sekurang kurangnya memiliki tiga ciri yakni “(1) nilai yang berkaitan dengan subyek (2) nilai tampil dalam suatu konteks praktis dan (3) nilai menyangkut sifat sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat sifat yang dimiliki oleh obyek.
Tentang nilai moral ini bertens (199) yang dikutip oleh sufyana (2001:27 ) menjelaskan karakteristik nilai moral sebagai berikut: (1) nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab: (2) mewujudkan nilai moral merupakan himbauan dari hati nurani (3) nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan dengan tidak bisa ditawar tawar, karena nilai moral itu berlaku bagi manusia sebagai manusia. dan (4) nilai moral bersifat moral, karena niali moral tersebut tidak bisa dilepaskan dengan nilai moral lainnya.
Berangkat dari kenyataan tersebut,maka peran dan posisi pendidikan nilai dalam proses pendidikan memegang peranan sentral dalam membentuk pribadi peserta didik yang bermoral. Proses pendidikan dimaksud dalam tulisan ini dibatasi pada pendidikan nilai di sekolah dan keluarga.
Langganan:
Postingan (Atom)